Rendi... Episode Surprice

Hari demi hari berlalu dengan begitu cepatnya, tidak terasa hari ini sudah Minggu. Hemm, masih terbayang rasanya ketika jurit malam itu. Terfikirkan sebelumnya, kenapa ada yang jatuh pinsan segala. Namun begitu lah kenyataan yang harus di hadapi. Ketika acara jurit malam sudahmenjadi tradisi yang harus wajib di laksanakan. Jurit malam hanya untuk mengetes keberanian. Seberapa berani dia ketika sudah menjadi seorang dokter. Namun apa hubungannya jurit malam dengan dokter..??? Tentu saja ada hubungannya. Jurit malam adalah hal yang di lakukan untuk menakut-nakuti agar menjadi lebih berani. Nah seorang dokter itubekerja di rumah sakit,dan setiap rumah sakit pasti ada kamar mayat, setidaknya ini memberikan pengalaman suatu saat nanti tidak akan takut lagi dengan hal yang bau mistik ketika sudah berada dan bekerja di rumah sakit.

"Rendi..???" seseorang memanggilku dari kejauhan, dengan sontak aku menoleh kerah si empunya suara. Aku tersenyum melihat kearah suara itu. "iya, Sis, ada apa..???" tanya ku pada Siska, gadis imut dengan lesung pipi di wajahnya. Ku lihat di memakai kemeja kotak-kotak warna merah muda, yang di padukan dengan celana Jeans ketet, tak luput kaca mata minus yang melekat di matanaya. Ia terus berjalan ke arah ku. Dengan santainya sambil memakai tas selempang ala cowok-cowok keren dalam film-film.

"Rapi amat buk, mau kemana..?" tanya ku penasaran padanya.
"eh, bapak mau ikut nggak.??
"Ikut keman..??" 
"Ah jalan saja, entar tahu sendiri kok"
"eh-eh jangan langsung jalan, emang mau kemana lagi..??"
"Ah, jadi cowok bawel amat. Ikut aja napa"
Dengan wajah bosan dan lesu, aku menuruti ajakan Siska yang tak tahu akan kemana. Aku bagaikan kerbau yang di cecokkan hidungnya, yang nurut kemana majikan membawa.
"Naik" Ujar Siska dengan nada kasar.
"iya buk, jangan marah-marah napa?" Siska tertawa kecil tanda meledek. Lalu ia ikutan naik Honda Jazz putih miliknya.
"Sabuk pengaman jangan lupa"
"Siap buk" dengan nada kesal aku membalas ucapan Siska.
"eh, lu hari ini nggak sibuk kan..??" 
"eh ia, ane lupa. Ane ada janji hari ini sama Dodi"
"ohhh" 
"Jadi hanya oh aja?" 
"Jadi menurut lo, gue harus teriak-teriak, lompat-lompat dan bilang ganteng gitu??"
"emang sih, orang bilang ane ganteng mirip Bapak gue hehehee" aku sedikit nyengir kuda ke arah Siska yang serius membawa mobil Honda Jazznya.
"Eh lu, yang serius dong bawa mobil, jangan asik smsan"
"tenang, entar kalo nabrak pilihannya ada tiga. Pertama masuk rumah sakit, kedua masuk kubur, dan ketiga kalo tidak ada apa-apa yang masuk rumah seperti biasnya"
***

"Ah mana ni si Gam tu, katanya dia mau jumpai kita di Cafe Rawa Sakti" Dodi memulai pembicaraannya dengan Lian, Firman dan Andi yang sedang asik ngopi dengan fasilitas wifi gratis.
"Palingan dia lupa lagi Dod" Ujar Lian yang lagi menyeruput kopi sanger dingin miliknya.
"Lu sms aja dulu Dod" Andi ikutan nimbrung dengan tidak melihat kearah Dodi. Andi sedang asyik-ayiknya dengan laptop ASUS nya.
"lagi buka apaan lu ndi..??"
"Ah mau tahu aja lu Yan"
Dodi mengambil handphone Blackberry Toch 9800 miliknya
"Ting" sebuah pesan di BBMnya masuk, denggan santainya ia membaca nama Siska mataempat terpampang di layar smartphone miliknya.
"Tumben ni si Siska BM gua" Dodi membatin dalam dirinya.
"Wow, Bandot. Lu datang ke cafe Lumuria sekarang. Dalam waktu 15 menit lu harus nyampek kesana. gak usah banyak tanya, gua lagi nyetir. awas lu kalo kagak datang. gua tunggu kedatanggan lu, Oke Ndot"
"Gile, masih saja ni si mataempat nyebut gua bandot" dengan sontak Lian, Firman dan Andi saling memandang satu sama lain. Lalu mereka bertiga tertawa lepas.
"Udah Ndot, sikat aja dia" ujar Lian yang ikutan ketawa dengan ketiga teman-temannya.
"Sikat, pala lu peang"
"Emang dia bilang apaan Dod??" tanya Firman dengan nada penasaran.
"nih, gua di suruh kesana dalam watu 15 menit, kayak na penting ni"
"Lu sih, belum bayar utang kali sama dia" ujar Andi asal, lalu kembali melanjutkan bermain Facebook di laptop miliknya.
"ah, banyak ngemeng kalian. Udah yuk kesana"
"kemana ndot.??" tanya Lian penasaran
"lu mau gua tinggalin disini??"
"Gak usah marah-marah om, bayar dulu sono"
dengan cepatnya mereka meninggalkan cafe Rawa Sakti dan bergegas menuju cafe Lumuria yang letaknya hanya 4 kilometer dari cafe Rawa Sakti. 
Tenyata bukan hanya mereka saja yang ada disana, namun hampir satu unit kelas semua berada di sana.

"Eh, neng. ini ada acara apa ya..??" Tanya Dodi ke Sakia yang biasa di panggil eneng seperti di tipi-tipi.
"Gak tahu juga gue ndot, gue dapat BM dari Siska. Kata na penting"
"Eh lu jangan panggil gue dengan nama itu dong, malu gue"
"Lah, lu panggil gue neng"
"Kan lu Saskia, panggilan na ya eneng"
"lu pikir gua gotik apa" dengan nada kesel Saskia berpaling berbicara dengan Dodi yang berada di samping kirinya dan menghadap kearah kanannya kearah Nur, dan Sal yang sedang asyik berbincang-bincang. Bandot adalah sebuat nama yang di sematkan oleh Siska untuk Dodi yang memang bandot orangnya. Hal itu terjadi ketika Dodi, menatap pantat sang dosen yang bohai, dan berbisik ke samping kanannya, yang dia kira adalah Rendi, namun Dodi salah orang yang duduk di sampingnya bukanlah Rendi, melainkan Siska. Sontak saja Siska menjerit mendengar ucapan Dodi yang membuat satu ruangan terkejet dengan teriakan Siska. Dodi pun terkejut mendengar teriakan Siska yang pas di kupingnya.
"Kenapa sih lu, teriak nggak jelas. Pekak ni kuping gua"
"kurang hajar lu. Dasar bandot" ujar Siska sambil menepuk kepala Dodi.

Sambil bernostalgia yang tunggu-tunggu akhirnya datang. 
"Busyet, rame amat buk?" Ujar ku kepada Siska
"Oke semuanya tenang, hari ini kita ada pesta untuk tamu istimewa kita" Ujar Siska mempersembahkan tangannya ke arah Rendi.
"Gue.???" aku terbengong-bengong sambil menatap Siska. Dan Siska sedang memberikan kode kepada teman-teman yang sudah tahu rencana yang telah di siapkan oleh Siska. Sedangkan teman-teman yang lain menatap kearah Rendi, ada yang sudah mengerti dan ada yang masih belum paham, acara apa yang di laksanakan oleh Siska.

Tiba-tiba datang sebua kue yang di iringi dengan lagu "happy birtday to you, happy birtday to you, happy birtday to you, happy birtday happy birtday happy birtday to you" Rendi terdiam sesaat, bingung, kagum, senang, entah apa yang ada di hatinya. Ini merupakan kejutan yang tidak terduga dalam hatinya. Bahkan dia sendiri lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke dua puluh tiga tahun. "Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinya sekarang juga, sekarang juga sekarang juga" Lalu Rendi meniup lilin yang berangka 23 tersebut sambil memohon dalam hati. "Semoga hari ini sesuatu yang spesial akan datang". Dan kemudian Rendi memotong kue tar yang berangka dua tiga tersebut. 
"Potongan pertama untuk gue ya..??" ujar Lian asal.

Tiba-tiba Rendi membantin, ternyata permohonannya terkabulkan, yang spesial seperti diharapkannya tiba. Dengan melangkah kearahnya, lalu dia tersenyum kearah Rendi. Dan Rendi ikutan tersenyum melihat orang yang spesial di hati Rendi. 
"Ah bengong aja lu. Itu potongan pertama untuk gue ya. Lapar ni" Ujar Rina yang ikutan nimbrung. Seolah tidak perduli ada teman-temannya di samping. Lalu Rendi pergi kearah orang spesial tersebut dengan kue yang ada di tangannya. Semua teman-temannya menatap kemana Rendi akan melangkah.
"Ini untuk kamu" Rendi menyodorkan kue kearah Mia yang duduk di sebuah kursi tidak jauh dari tempatnya duduk. Sambil garuk-garuk kepala Rendi mengajak Mia bergabung dengan teman-temannya. 
"terima kasih" Ujar Mia sambil tersenyum. Dengan sopannya Mia mengucapkan terima kasih atas kue yang di berikan oleh Rendi. Dan Mia juga menolak tawaran Rendi untuk bergabung dengannya dan teman-teman yang sedang merayakan pesta ulang tahunnya.  Lalu Rendi berjalan dengan wajah senyam-senyum sendiri sambil berlalu dengan dari arah Mia menuju kearah teman-temannya.

"cie-cie. Siapa tu Ren?" Tanya Siska penasaran. Rendi hanya senyum mendengar pertanyaan Siska. "sepertinya special ni" ujar siska kembali. Dan Rendi kembali tersenyum dan melanjutkan acara makan-makan kue tar ulang tahunnya bersama teman-temannya. Rendi terus melirik-lirik kearah gadis hijabers yang menerima kue darinya. Gadis berbaju Kuning terusan itu begitu sempurna di matanya. Sesekali Mia tersenyum kearah Rendi. Tak terasa acara surprice tersebut berjalan dengan lancar. Dan mereka kembali bertemu di parkiran. 
"Terima kasih atas kuenya. Dan selamat ulang tahun. Semoga sukses selalu" Ujar Mia sambil berjabat tangan.
"Terima Kasih Mia" Ujar Rendi dan menerima ucapan selamat dari Mia sambil bersalaman.
"oh ia, aku pergi dulu ya, gak enak teman udah nunggu" 
"oh ia, maaf. Hati-hati di jalan" Ujar Rendi melihat Mia berlalu meninggalkannya.










Share:

0 komentar