Galau

Malam pekat dengan kegelapan. Kadang kala bintang menyapa dengan kilauannya, Begitu juga dengan bulan menyapa malam setiap saat. Tak peduli mendung maupun hujan, ia akan bersinar meski tertutup awan.

Malam ini akau galau. Kucari deret nomor di layar handphone. Ku coba menghubungi. Berharap akan ada yang menghibur diri ini. Galau dan galau itu yang kurasa. Tak ada yang peduli, dari sekian banyak cuma 4 yang merespon. Dengan basa dan basi lalu berakhir klimak tak dapat hiburan. Pikiran ini benar-benar galau. Entah aku tak bisa membawa suasana menjadi menyenangkan, sehingga aku merasa tak pernah terhibur.
Aku masih mencari deret demi deret nomor, berharap akan ada yang mengangkatnya. Ya, aku dapat mendengar suara di seberang sana, lalu berakhir klimak lagi, belum sempat aku berkata dan bercerita. Hanya sebatas basa-basi saja, lalu diam dan hanphone mati.

Akhirnya ku dapati nomor untuk menghubungi nomor Mama, mungkin aku akan sedikit terhibur dengan mendengar suaranya. Tak ada diam, banyak cerita mengalir seperti apa adanya. Tawa itu keluar dengan murninya dari seberang sana. Mama, Ayah, adik, dan Abang suara mereka terdengar dengan seksama. Aku rindu untuk pulang, rindu dengan keluarga. Mereka begitu bersahaja bercerita yang mengingat tentang kisah masa lalu, yang membuat aku rindu.

Share:

0 komentar