Karin
Pagi ini hujan lagi seperti sebelumnya, dingin membeku membahana jiwa ini. Damai bersama tetesan hujan yang turun pagi ini. Kala hujan menyapa entah apa yang terpikirkan, semua terabut kabut dengan kecemasan yang tidak menentu. Dear hujan, biarkan aku bercirita tentang kisah-kisah yang luka, tangisannya seiring dengan turunnya dari mu dari langit sana. Karin tak dapat membedakan lagi, mana air matanya dengan hujan yang turun kala itu. Badannya terasa basah dengan tetesan-tetesan hujan yang turun kala itu.
Semua berlalu begitu saja, dengan luka-luka yang telah terobati. Karin berusaha untuk tetap melanjutkan hidupnya meski tidak ada lagi kekasih hati. Biarkan ia pergi, hubungan ini tidak akan berhasil tanpa restu orang tua. Karin akan melanjutkan perjodohan itu. Karin begitu takut di anggap sebagai anak durhaka, karena dia tidak ingin menyakiti hati orangtuannya, biarkan saja hatinya yang sakit menerima kenyataan ini.
Kini sudah 30 tahun lebih ia tidak berjumpa dengan sang kekasaih hati, meski ia kini sudah berusia setengah abad lebih. Sudah banyak kerutan di sana-sini, dia hanya di temani seorang cucu yang tampan yang merawatnya. Leo begitu sayang terhadap neneknya Karin. Semenjak kecelakaan itu hanya Karin yang di milikinya. Hujan turun lagi pagi ini, Karin duduk di teras rumah, sambil menikmati tetesan-tetesan yang membasahi genteng rumahnya, dan melembabkan bumi. Tak pernah terfikir olehnya tentang Anton yang dulu pernah di cintainya, bayangan itu datang dengan cepat kala hujan turun pagi ini.Ternyata benar, hujan menyimpan memori masa lalu yang di setiap tetesan-tetesannya bagaikan rindu yang tak berpenghuni, tak tahu harus bagaimana menyikapi rindu yang menggeluti dasar hati.
Ia putuskan kembali ke kampung halamannya, ini baru pertama kali ia kembali ke sini ke tanah kelahirannnya. Dengan di temani cucu tampannya Leo. Mereka tingggal di rumah orangtuanya yang dulu. Masa-masa kecil dengan gelak tawa kembali terbayang di benak Karin ketika pertama kali menginjak rumah itu, Leo dengan telaten memegang tangan neneknya agar tidak terjatuh. Leo begitu tahu kalau neneknya sangat rapuh, ketika membaca surat masa lalunya yang di kirim oleh Anton untuknya. Tanpa sengaja ia menemukan surat itu di sudut lemari kamarnya.
Hatinya begitu remuk menerima kenyataan, bahwa ia begitu merindukan sosok Anton di hatinya. Entah apa kabar Anton sekarang, bahagiakah dia dengan hidupnya. Masih hidupkan dia atau telah pergi untuk menghadaNya untuk selama-lamanya. Hatinya begitu remuk mengingat kenangan-kenangan masa lalunya.
0 komentar