Perjalanan Pulang
Temaram lampu jalanan menemani ku malam ini
alunan musik pun diputar, kadang melo, dan kadang ngebeat
malam kian larut, namun mata ini masih enggan terpejamkan
mata ini tidak mau jauh dari kaca jendela
melihat ke depan, penuh dengan kegelapan malam
sekali-kali ku tengadahkan kepala ke langit, berharap sang bintang akan menemani perjalanan pulang ku
namun aku tidak mendapati itu
mobil melaju begitu kencang, melewati desa demi desa di pinggir jalanan
temaram lampu jalanan menemani perjalanan pulangku
kadang ia menyala terang lalu tertinggal dan kudapati lampu jalanan lainnya
mata ini masih enggan terpejamkan,
dan tetap melirik ke arah jendela,
menyaksikan pemandangan malam
yang hitam dan buram
sekali-kali ku dapati rumah-rumah berjajar rapi diterangi lampu neon
kadang pula melewati hutan belantara
jalan pulang yang berkelok-kelok
tak membuat sang supir takut untuk mengemudi
meski tikungan tajam yang patah, namun tetap mengemudi dengan baik
sekali-kali ku dengar orang-orang mengaji, tadarusan di meunasah-meunasah desa yang terlewati
lantunan ayat suci Al-quran yang terdengar samar
sangat berbeda dengan alunan musik yang diputar terus berganti perlahan
meski kadang jalan berlubang
tak membuat para penumpang terbangun dari tidur lelapnya
namun entah mengapa, mata ini masih enggan terpejamkan
oleh Rahmat Amien pada 15 Agustus 2012 pukul 1:23 ·
Tags:
Puisi
0 komentar