Cerita sore ini
Hujan. Suasana menjadi
dingin. Air tergenang dimana-mana. Hujan begitu deras tadi. Sehingga air ii
begitu cepat tertampung. Bahkan air menggenangi jalan-jalan, tap ini bukan
bajir, karena airnya terlalu sedikit. Sesekal ku melihat ke sekitar, orang-orang
sibuk dengan kegiatan masing-masing. Di sebelah kananku ada seorang ibu yang
sibuk memindahkan beberapa pot bunga yang tergenang air. Di samping kananku,
airnya memang tergenang, ini bagaikan danau air hujan. 3 ekor bebek berada tidak jauh dari hadpan
ku. Mereka merasakan bulir-bulir gerimis yang turun dari langit.
3 ekor kucing ada di
sebelah kiriku, namun badan mereka basah dengan air hujan. Satu duduk diatas
kursi sedangkan dua lainnya di bawah. Sesekali ku melihat seperti ada cinta
segi tiga antara 2 kucing jantan dan satu kucing betina. Kucing yang duduk di kursi
mengeong ketika 2 kucing yang di bawah berdekatan. Lalu sang kucng yang duduk
di atas kursi turun dan mengganggu 2 kucing yang yang sedang berpacaran
dibawah. Kacau 2 kucing yang d bawah merasa terganggu sehingga 2 kucing jantan
berantam dan kabur ketika ada pemilik
ruko di sebelahku meleraikan perkelahian mereka, namun aku tidak sempat
mengambil momen tersebut yang menurutku lucu dan unil kisah cinta segitiga
kucing.
Aku terduduk disini di
depan ruko tempat aku bekerja sebagai operator warnet, aku duduk di kursi
panjang yang tersedia disini, didepan ku terdapat sebuah sepeda dan sebuah
sepeda motor yng terparkir jelas. Beberapa orang masih sibuk dengan aktifitas
masing-masing. Disepan ku terdapat sebuah ruko 2 tingkat, ruko yang di bawah
digunakan sebagai tempat usaha pakaian olahraga. Dan ruko paling atas digunakan
sebagai kost-kostan. Seorang pemuda memakai sarung dan lalu memeriksa ban
motornya, lalu dia mengambil pompa dan memompa ban sepeda motornya.
Disampingnya terdpat
sebuah warung kopi. Didepannya duduk sebuah keluarga yang sedang bercengkrama
denagn anak-anaknya. Sedangkan sang Abang seringkali mengusili adiknya. Indah sekali,
keakraban mereka membuat aku teringat orang tua yang sedang ada di ampung
halaman. Rindu serindu rindunya. Udah macam judul lagu aj ni. heheehhhe
Hari sudah sore memang,
suara orang mengaji terdengar jelas dari sebuah masjid yang dekat dengan tempat
ini. Sebentar lagi Allah akan memanggil umat-umat-Nya untuk segera
menghadap-Nya. Suara katak terdengar
sangat bahagia menikmati karunia Allah yang berupa hujan ini, meski aku tahu
ada beberapa manusia merasa aktifitasnya terganggu karena hujan turun, namun
hujan itu kebutuhan manusia, jika tanpa hujan dunia ini akan kepanasan, maka
dari itu Allah menciptakan berpsang-pasangan. Ada panas dan ada juga dingin.
Azan sudah terdengar
jelas, lalu aku menutup ruko temp[at aku bekerja, dan pergi keluar menuju
mesjid ditengah gerimis. Gerimis ini begitu dingin, namun tanganku ku masukkan
kedalam saku jacketku ini. Hem rasanya sudah lama sekali aku tidak memasuki
masjid ini, entah kapan terakhr aku menghadpa-Nya aku pun tak tahu kapan
terakhir kali-Nya menghadap-Nya apa lagi membaca ayat-ayat-Nya. Sungguh aku
terlena dengan dunia yang hanya sementara ini.
Ada ketenangan yang
kuarasakan bila aku sudah selesai mengerjakan shalat, ketenga yang hanya bias kudapatkan
setelah aku menghadp-Nya. Meski selama ini aku merasa ada yang hilang bila kau
tidak menghap-Nya. Ketahuilah menghadap kepada sang pemilik tubuh merupakan
suatu kebutuh, ya kebutuhan bathin. Dan ini tergantung agama masing-masing,
karena setiap agama memiliki ajaran yang berbeda tentunya memilki kebutuhan
batin yang berbeda pula. Terima kasih ya Allah hati ini masih engkau beri
kesempatan untuk menyembah-Mu, meski selama ini aku tidak pernah mengingat-Mu.
Tags:
Catatan
Diari Hujan
0 komentar