Pesona Ayah
Hal sepele yang di lakukan akan menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi orang
lain. Aku punya seorang Ayah yang sangat perhatian, namun di balik perhatiannya
membuat aku malu, harus menerima ejekan dari teman-temanku. Kejadian ini
terjadi ketika aku masih duduk di kelas 2 SMP di kotaku, pagi itu, Ayah
mengambil pulpen dari tas yang sering kupakai untuk kesekolah. Padahal aku
memilki pulpen lebih dari satu dalam tas itu.
Sebelum menuju kesekolah, aku bersalaman kepada kedua orang tuaku dan meminta
sedikit uang jajan, dan ku lihat Ayahku sedang menulis, namun aku tidak begitu
menghiraukannya. Beberapa menit kemudian ketika aku sudah berada dalam ruang
kelas, aku langsung mengambil posisi duduk dan mengambil sebuah buku dan pulpen,
karena bel sekolah memang sudah di bunyikan. Ternyata pulpen yang ada di dalam
tasku itu sudah tidak kehabisan tinta, sehingga aku harus meminjam kepada
kawanku.
Namun tanpa di sadari, tiba-tiba ada seorang teman yang mengatakan padaku,
bahwa aku di panggil, aku langsung berdiri dan keluar ruangan. Ku lihat disana
telah berdiri seorang lelaki yang begitu akrab dengan ku, ya Ayahku datang
kesekolah mengantarkan pulpen yang tadi dipakainya. Namun aku merasa risih
dengan teman-teman yang berdiri dijendela mengintip pembicaraan aku dan Ayah.
Setelah Ayah pergi, aku langsung di ledek oleh teman-temanku, dan aku hanya
bisa diam menerima ejekan dari temanku.
Hal yang dilakukan oleh Ayahku memang sangat sepele, namun kini aku menyadari
jika Ayah tidak mengantarkan pulpen itu, aku mesti meminjam kepada
teman-temanku, yang belum tentu mereka memberikan pinjaman kepadaku. Kini aku
sadar, dengan pulpen maka dengan mudahnya kita merancang ide-ide yang akan
merubah dunia. Ayahku memang Superhero yang sangat aku bangga-banggakan sampai
saat ini.
0 komentar