Goresan Pena Udin

Hai Blogger, kali ini ane ingin berbagi tentang puisi yang ane ambi dari blog sebelah, Blognya teman ane Irham yng sering ane panggil dengan nama Udin heheh. Ada beberapa puisi yang ane suka, tapi ane cuma ambil dua aja, takut yang punya marah Broe. Ckkckckck
Ni dia persembahan ane Puisi-puisi karya Irhammudin. cekidot :D
 
PLUMERIA
oleh : Muhammad Irhamuddin

bunga-jepun




aku mencintaimu, dalam deretan kosakata yang tak terucap. dan kalimat yang sengaja ku sumbat…
sebut saja karena malu dan kau tak perlu tau…
terkadang aku mengagumi malam. karena saat ia datang,membawakanku sebuah nama dan membisikannya perlahan setiap kali mata ingin terpejam, ia juga menyelipkan selembar senyum manis dari seorang yang ku puja, agar aku terjaga saat senja pagi datang merubah warna.
aku juga mulai menyukai kenangan, karena di dalamnya ada renda-renda bercorak rasa, ia menyimpan cindra mata dari sepihan kecil masa lalu… sesekali ia menungkannya dalam cawan mimpi, untuk menangkal mantra perindu yang tertanam di dasar hati.
awal januari tahun ini, aku sangat cemburu pada kelopak- kelopak plumeria yang anggun di atas makammu . setiap pagi ia menuangkan tetesan suci dari buliran embun dan bercengkrama denganmu sepanjang hari. ia juga sering mengiringi malammu dengan sajak-sajak bertema cinta..
kau tau ? itu goresanku yang ku titip untukmu…sebagai tanda cinta yang tak pudar di kecup waktu…

senin, 7 januari 2013.


Tunanetra

Oleh Muhammad Irhamuddin
.

Lantangkan suaramu dalam menyebut namaku
serukan sekeras-kerasnya kata bersuara
aku adalah roh dalam alam yang di tafsir bumi sebagai takdir
tak kumaknai kutuk dengan duduk menjulurkan lengan
karena ikrarku akan nasib takkan kulanggar
mataku dikatup gelap tapi aku tak buta melihat
selama nafasku tak putus di lahap maut
akan ku cerca tangan untuk meminta
atas nama terang dan kefanaan
dan sayap-sayap senja yang mengantarnya pada malam
aku bersujud dalam sujudku menghadap mimbar sang pencipta
bahwa kenyataan takkan menenggelamkan hamba
dua ribu lima ratus meter kaki berpijak
ku buat jalan setapak agar aku ingat jarak mulai beranjak
tempat ku pasungkan ragaku di atas tahta terik pacaran surya
terkadang hujan datang membawa pesan dari musim
ia singgah sejenak kemudian membasuhku dengan air
ku selimuti benih beras yang ku jual demi sepiring nasi
agar aku dapat menunaikan janji pada buah hati
dan istriku tetap makan esok hari
di atas hamparan buah dan  tiram yang basah terbengkalai
aku melihat bumi dari alunan derap gerak berirama
mendengarkan syair syahdu dari jiwa para pendusta
aku takkan mengeluh walau waktu membunuh asaku
akan ku simpan masa lalu
Dan  kunci rapat dalam tidur lelap para pemimpi
Aku tak dilahir untuk menjadi peminta
aku juga manusia
tak ada yang berbeda di antara kita
hanya saja mataku di tutup dan matamu di buka

Banda Aceh, 15 desember 2012.

Share:

0 komentar