Hindari Tekanan Ekonomi bagi Penderita Tuberkulosis

wyuliandari.wordpress.com
Sakit, siapa yang menginginkannya. Bahkan hampir semua orang di dunia ini ingin hidup sehat-sehat saja tanpa ada penyakit. Nah, suatu penyakit akan timbul dari gaya hidup seseorang, apakah ia hidup bersih atau tidak. Penyakit itu ada yang menular bahkan sangat berbahaya seperti HIV. Namun ada yang lebih bahaya lagi yaitu TB, bahkan TB merupakan salah satu penyakit yang banyak membunuh manusia di dunia. Mungkin sebagian dari kita sedah tahu penyakit apa itu TB. Bagi yang belum tahu, saya akan mengulas sedikit tentang penyakit TB ini.

TB atau TBC merupakan singkatan dari Tuberkulosis penyakit paru-paru yang menular dan disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). TBC lebih sering menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang bagian tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lainnya. (www.tbdayindonesia.org).


TB bisa menyerang siapa saja tidak peduli dia kaya atau miskin. Menurut situs www.blog.tbindonesia.or.id mengatakan bahwa angka kematian akibat TB di dunia mencapai 1,3 juta jiwa per tahun, 410.000 pada wanita dan 74.000 pada anak-anak. Sebanyak 1,1 juta Orang dengan HIV menderita TB atau 13%, dengan kematian sekitar 320.000 jiwa. Untuk kasus TB resistan obat dari 450.000 kasus, 170.000 meninggal akibat penyakit ini. Maka dari itu di perlukan hidup sehat agar tidak terkena penyakit TB ini. Meskipun TB merupakan penyakit yang ganas dan bisa membunuh kapan saja penderitanya. Namun TB masih bisa di sembuhkan dengan mengonsumsi obat secara teratur. Bahkan kini obat TB yang ratusan juta itu di gratiskan oleh pemerintah Indonesia.

TB adalah penyakit menular, untuk mencegah penyakit itu tidak tertular kepada kita tentunya kita mengantisipasinya dengan menggunakan masker, karena TB biasanya menular melalui udara. Jangan kucilkan orang yang memiliki penyakit TB, mereka juga manusia yang ingin sehat, namun berilah dorongan kepada penderita TB untuk segera berobat ke puskesmas terdekat atau kerumah sakit.

Namun penyakit TB menjadi masalah serius bagi kita semua, karena mayoritas penduduk Indonesia memiliki pendapatan yang rendah, bahkan pendapat sehari-hari hanya mencukupi untuk satu hari, sungguh setiap penyakit itu memiliki beban yang sangat berat bagi warga terutama kalangan mengengah kebawah, beban yang harus di tanggung adalah beban sosial dan beban materi. Dimana utuk berobat saja tidak sanggup, belum lagi dikucilkan oleh masyarakat. Program pemerintah pun masih banyak masyarakat yang tidak tahu. Bahkan masyarakat enggan berobat kerumah sakit karena mahalnya obat TB yang mencapai ratusan, hingga puluhan juta rupiah. Sehingga masyarakat membiarkan saja penyakit tersebut menggeluti tubuhnya, bahkan karena ketidak tahuan tersebut membuat orang-orang di sekitanya ikut tertular penyakit TB. Maka dari itu kita sebagai orang yang sudah mengetahui tentang gratisnya obat TB dapan mensosialasikan kepada masyarakat agar mau berobat.

Kenali TB Sejak Dini
Mungkin akan sedikit sulit untuk mengetahui penderita dengan sebatas gejala saja. Namun, itu bisa saja terjadi. Jika kondisi tubuh sudah tidak fit, seperti batuk parah yang berkepanjangan dalam waktu 2 minggu lebih di tambah berat badan turun dan memiliki riwayat penyakit paru, maka di sarankan untuk segera berobat kerumah sakit. Karena rumah sakit adalah rumah orangnnya sakit.

Maka dari itu tugas ini bukan hanya tugas dari praktisi kesehatan, namun ini menjadi PR bagi kita semua untuk bisa mensosialisasikan tentang gratisnya obat TB yang sekarang mudah di dapatkan di puskesmas maupun rumah sakit, baik rumah sakit umum maupun swasta, obat TB tetap gratis, dan itu menurut  SK Menteri Kesehatan No. 1190/MenKes/SK/2004, Pemerintah Pusat (Kementerian Kesehatan).

Salah satu penyebab TB adalah kebiasaan merokok yang dapat merusak paru-paru, maka dari itu kurangilah untuk menghisap rokok, jika bisa meninggalkannya 100%. Dan juga tegurlah orang-orang yang menjadi perokok aktif di negeri ini, karena perilaku merokok adalah hal yang sangat merugikan orang lain, sebab asap rokok juga akan terhisap oleh orang-orang yang ada di sekitar kita.

Kembali lagi ke TB, yang namanya PR harus segera di selesaikan dong. Maka dari itu bergeraklah dari sekarang, berilah pencerahan kepada masyarakat yang tidak mengetahui tentang kesehatan terutama tentang TB, sebab sebagian dari masyarakat Indonesia terutama di daerah pedesaan terpencil masih menganggap penyakit TB adalah sebuah kutukan. Ajarkan kepada masyarakat untuk bisa hidup bersih, agar terhindar dari penyakit. Sakit itu mahal, mahal itu butuh biaya besar, sedangkan masyarakat Indonesia rata-rata pendapatannya menengah kebawah.


Tugas ini tentunya dapat mengurangi jumlah penderita penyakit TB di Indonesia, sebab setiap harinya ada sekitar 186 orang meninggal karena penyakit ini. Untuk mencegahnya di perlukan upaya bersama, bukan hanya pemerintah dan praktisi kesehatan. Mudah-mudahan dengan cara seperti ini, penyakit TB segera dapat teratasi di Indonesia. Oleh karena itu walaupun kita terkena TB, jangan sampai jadi beban yang bisa berakibat kematian.

Tekanan Ekonomi Bagi Penderita TB
Seperti yang telah di jelaskan di atas penyakit TB ini tentu saja mempengaruhi masalah sosial dan ekonomi, banyak dari masyarakat merasa terhambat untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar, bahkan jika sudah terkena penyakit TB, terasa akan menambah beban keluarga. Misalnya seorang kepala keluarga di diagnosa terkena penyakit Tuberkulosi (TB), tentu saja hal ini memiliki pengaruh yang sangat besar untuknya. Ia akan merasa tidak bisa lagi mengurus keluarganya, bahkan untuk mencukupi ekonomi kuarga pun akan terasa sulit dikerjakannya. Selain itu seseorang yang terkena TB pun akan sulit mencari pekerjaan, karena orang sakit tidak akan di terima untuk berkerja apalagi penyakit menular. Maka dari itu di perlukan polo hidup sehat, agar terhindar dari penyakit TB.

Sebenarnya banyak hal yang dapat di lakukan untuk masyarkat penderita TB. Hal ini seharusnya di canangkan oleh pemerintah tentang rumah sehat bagi penderita Tuberkulosis, dengan memperhatikan lingkungan tempat tinggal penderita. Apakah tempat tinggal tersebut layak huni atau tidak. Hal ini tentunya akan sedikit mengurangi penderita TB dengan tempat yang bersih dan sehat. Peran pemerintah tidak hanya sekedar mengobati saja, namun juga harus memperhatikan lingkungan hidup si penderita. Hal ini tentunya sangat membantu masyarakat yang tidak memiliki tempat tinggal yang layak menjadi layak huni. Selama dalam perawatan penderita TB juga harus mendapatkan gizi yang baik untuk kesehatannya. Buat apa banyak minum obat namun setelah meminum obat, gizi juga belum terpenuhi. Hal tentu harus diperhatikan juga oleh pemerintah. Dan yang paling penting adalah sosialisai tentang penyakit TB ini ke masyarakat, hal ini tentunya bukan tugas pemerintah saja, tetapi menjadi tugas kita bersama untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada pendeita penyakit TB.

Share:

0 komentar