Catatan Mahasiswa... Episode ''Ada apa dengan Fikar?'' (2)

Waktu terus berjalan dengan cepatnya. Tak terasa jam sudah menunjukkan angka 10:30, namun mata kuliah berikutnya juga belum masuk. Bukan tanpa sebab, tapi sang dosen sedang mengajar di kelas sebelah, dan belum keluar dari tadi, meski ini sudah pergantian jam kuliah, sekitar 50 menit mununggu sang dosen keluar dari kelas sebelah.


Biasanya masuk kelas di lantai dua, hari ini harus merangkak satu lantai lagi menuju lantai tiga. Tak seperti biasanya, namun itulah dosen yang tak mau capek turun ke lantai dua. Ibaratnya mahasiswa kan masih muda, masih punya tenaga untuk menaiki tangga satu lantai lagi. Oops bukankah dia muda juga, kutaksir umurnya sekitar 30 tahunan, jika di fikir-fikir memang lebih muda mahasiswa beberapa tahun dari umurnya.

Entah kenapa, ada rasa gelisah di raut wajah Fikar, apalagi dia mengatakan.
''Din, besok atau senin aku gak bisa buat tugas. Hari lain saja ya'' ada semburat senyum keluar dari raut wajahnya yang tampak gelisah.
''Lalu, kapan juga kita buat, fik??'' tanya dini kepada fikar.
''terserah deh, aku disuruh pulang sama mamakku''.


Disuruh pulang?? Aku berfikir panjang, tidak seperti biasanya dia disuruh pulang. Meskipun jarak kampungnya dari kota Banda Aceh tergolong dekat. Cuma 2 jam perjalanan menuju kesana. Apalagi dari minggu sampai selasa , libur total. Pasti ada masalah dirumahnya.

Hemm, beberapa saat kemudian, kuberanikan bertanya.
''kenapa ko Fik?, tak seperti biasanya ko disuruh pulang sama orangtua?''
''gak ada apa-apa Ndi'' dia berkata datar seperti tidak pernah terjadi sesuatu.
Pertanyaan itu beberapa kali ku ulang. Hingga si Ila mengeluarkan perkataan.
''kek cewek ko Ndi''

mendengar perkataan itu, aku diam, sedangkan kawan-kawan lain yang mendengar, ada yang tersenyum, lalu pergi dengan perlahan, menuju parkiran mengambil sepeda motor, lalu pulang menuju rumah atau kost masing-masing.

Ditengah perjalanan menuju warung nasi untuk makan siang, aku berkata pada Ila.
''taik ko La, masa ko bilang aku kek cewek. Apa ko gak lihat wajah si fikar, gak enak kali di lihat''
''oh gitu ya? Maaf deh'' mungkin dia tersenyum mendengar perkataan ku, meski aku tidak melihatnya. Karena aku di bonceng olehnya.

Setiba di warung nasi, tempat biasanya kami makan.
''emang ia sih seperti kata ko Ndi. Wajahnya hari ini memang tak sedap di pandang''
''sekarang ko sadar, masa kawan sendiri lagi punya masalah, ko cuek saja. Apa lagi tadi kudengar percakapannya dengan Dini, dia disuruh pulang sama mamaknya''
''ada apa memangnya Ndi''
''mana ku tau La, itulah aku bertanya pada dia tadi. Tapi ko kek taik memang'' Ila hanyam tersenyum dan kembali melahap makanan yang ada dipiring nasinya.
''tu dia Ndi. Ajak dia kek ke kost''
''tapi kayaknya dia gak beli nasi, dia cuma beli lauk. Pasti dia pulang dulu ke kostnya untuk makan''
''hai Fik, ke kost kami yukk?'' sapa Ila kepada fikar
''aku makan dulu, entar aku ke kost kalian''
''oke'' lalu Ila menancap gas kembali menuju ke kost.
''eits La, bukankah tadi Husna, menyuruh kita ke Lingka kupi, untuk buat tugas??''
''eh ia, tapi laptopku sedang bermasalah''
''kan ada laptop si fikar sama aku ni''
''oke, kita kesana sekarang, ko tau tempatnya kan?''
''yaelah, di belakang fakultas kedokteran cuy'' Ila melajukan kendaraannya menuju daerah kampus, tak sulit untuk menemukan fakultas kedokteran, toh kampusnya bersebelahan dengan kampus kami, Fisip.

oleh Matt Amien (Catatan) pada 19 Maret 2013 pukul 12:24

Share:

0 komentar