EFEVETIFITAS PUBLISITAS
Menilai Reputasi Institusi
PR merupakan sebuah upaya komunikasi dengan
relasi-relasi guna untuk menciptkan citra positif bagi sebuah perusahaan atau
organisasi. Seperti yang di utarakan
oleh Larkin (2003) “citra atau reputasi
merupakan asset yang sangat berharga
secara komersial dan bila terganggunya
citra atau reputasi maka dapat
mengikis keandalan bisnis dlam
memaksimalkan Shareholder value, finance, independency dan market share”. Karena asset sangat berharga bagi sebuah
organisasi atau perusahaan.
Publisitas
merupakan bagian terpenting dalam PR, hal ini Karena Publisitas bertujuan untuk
menciptakan minat pada public yang menyangkut tentang produk, ide, organisasi,
atau pendirian usaha secara umum melalui generasi dan penempatan cerita yang
menguntungkan di media berita seperti koran, majalah, radio, Tv, social madia
maupun media online yang sedang booming-boomingnya sekarang ini.
Upaya
untuk meningkatkan ke efektifan sebuah publisitas yang dilakukan oleh pihak PR
memiliki teknik dan pengukuran tertentu yang akhirnya memiliki hasil, yang bias
digunakan sebagai salah satu dasar dari perencanaan dan strategi dari praktisi
PR. Upaya itu tidak hanya bergantung pada iklan yang mampu meningkatkan daya
beli sebuah produk, sehingga memiliki
keuuntungan yang maksimal. Untuk mendapatkan pesan di public, publisitas hanya
mengandalkan kualitas konten untuk membujuk orang lain untuk mendapatkan pesan
keluar.
Publisitas
yang baik membantu jurnalis menemukan dan melaporkan berita yang sah yang
penting untuk audiens mereka. Siapapun bisa membeli ruang iklan tetapi tidak
sembarang orang bisa mendapatkan rasa hormat dari media untuk membangun
kampanye PR yang efektif.
Sebenarnya
banyak sekali pengertian publisitas, seperti yang di katakan Lesly (2003), “publisitas merupakan penyebaran pesan
secara terencana dengan media tertentu, guna mencapai tujuan organisasi tanpa
melakukan pembayaran pada media”. Namun PR harus bias mengontrol berita
yang dimuat dimedia, karena dengan ada pengontrolan, pesan yang ingin
disampaikan tercapai seperti yang di ingikan. Hal ini sangat berkaitan
menciptkan citra positif bagi sebuah perusahaan. Bila informasi yang di
sampaikan dimesia cetak positif, maka hal itu akan berdampak positif juga bagi
perusahaan maupun organisasi, dan begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai
seperti yang dikatakan oleh Nolte dan Wilcox (1984) yang menyatakan “sifat informasi yang terkandung di dalam
publisitas cenderung tidak dapat di control”. Ini sejalan dengan pernyataan
Follow (tanpa tahun) “has no control over
how, when or where the information is presented in the media”.
Penyebaran
informasi yang di lakukan melaului publisitas di lakukan secara unpaid,
uncontrolled dan through media, meskipun publisitas sebelumnya direncanakan
seperti Press release, namun hal itu membutuhkan biaya, dan space di media juga terbatas.
Artinya publisitas merupakan seuatu kreatifitas yang berfungsi untuk
mewujudkan atau mencapai tujuan organisasi. Publisitas adalah
penempatan berupa artikel,
tulisan, foto, atau tayangan visual yang sarat nilai berita baik karena luar
biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur emosional, kemanusiaan, dan humor
secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian terhadap suatu tempat,
orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui penerbitan
umum.
Publisitas
yang dikatan efektif adalah publisitas yang menghasilkan komunikasi sesuai
harapan. Sehingga tujuan yang dilakukan di media massa berkembang sesuai dengan
harapan organisasi yang terlibat dalam proses penyebaran informasi.
Banyak
orang keliru merujuk pada kegiatan PR sebagai "acara publisitas."
Sementara kesalahan tidak bersalah, itu mendistorsi tujuan dari peristiwa
tersebut - yang merupakan interaksi positif. Ingat, publisitas adalah tentang
perhatian, dan PR adalah tentang menyampaikan pesan yang bermanfaat melalui
interaksi. Orang tidak menghadiri acara atau pesta hanya karena perhatian ...
dalam kebanyakan kasus.
PR
berkembang pada kegiatan interaktif yang kondusif untuk tujuannya. Kegiatan ini
dapat termasuk, tetapi tidak terbatas pada, pihak; kontes, seminar, makan
siang, acara, dan apa yang menempatkan Anda berhubungan dengan anggota
masyarakat Anda. Seperti kegiatan PR hanya dibatasi oleh imajinasi dan
kreativitas.
Apakah
Anda memutuskan untuk melakukan publisitas Anda sendiri atau kampanye PR, hanya
menjadi jelas tentang apa perbedaan dan tujuan adalah untuk keduanya, dan Anda
secara dramatis akan meningkatkan peluang Anda untuk berhasil dalam usaha baik
Semua
ini dilakukan oleh measuring PR yang mengukur tingkat performance suatu organisasi dalam mempresentasikan
dirinya dimata public, yang berkaitan dengan eksposure yang didapat oleh
organisasi, measuring PR adlah mengukur penerimaan public, yang menyangkuit
sejauh mana target audience dapat
menerima, bersedia memperhatikan, dapat mengerti atau memahami, serta apakah
pihak audience dapat menyimpan dan
mengingat pesan yang disampaikan sebgai respon dari sebuah informasi. Measuring
PR mengukur sejauh mana opini public yang berkembang, serta sikap dari public
sendiri.
Media Monitoring merupakan
bentuk aktifitas evaluasi terhadap publisitas yang paling sering digunakan
suatu institusi. Ragam kerjanya mencakup sebagai contoh membuat klipping berita
cetak atau mengumpulkan catatan rekaman dari media penyiaran elektronik.
Pemonitoran terhadap publisitas melalui media secara sederhana hanya
menunjukkan jumlah pemberitaan secara kuantitatif dan kurang dapat menjawab
persoalan tentang kualitas publisitas yang ingin dievaluasi.
Pemantapan
program dapat mengukur keberhasilan dalam merencanakan program-program tertentu
dalam menyampaikan informasi, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam
membuat kerangka-kerangka informasi untuk publisitas selanjutnya. Kecakupan
informasi dan perencanaan yang strategis serta implementation evaluating dapat
menjadi taktik dan upaya yang menilai umpan balik atas konsekuensi program.
Dalam
catatan Macnamara (2000) “analisis terhadap isi media dapat dilakukan dengan
bantuan computer system, sehingga dapat menghasilkan data numeric, chart, atau
grafik yang dapat digunakan sebagai hasil dari media analisis kedepannya, yang
dapat menjadi alat yang kuat, juga di gunakan untuk perencanaan masa depan.
Pengukuran untuk jumlah pengunjung website dan analisis digunakan sebagai
metode diskusi yang dipakai untuk mengevaluasi hal-hal yang mencakup konten web
itu sendiri.
Advertising Value Equivalency seringkali
dikaitkan dengan media content analysis yang
artikan sebagai converting editorial
space into adertising cost, yaitu dengan mengukur besar space editorial dan kemudian
menghitungnya dalam satuan uang jika digunakan untuk pemasangan iklan. Secara
teknis metode ini diterapkan dengan melakukan kalkulasi inci kolom pemberian di
media cetak atau detik waktu mengudara di televisi dan radio dengan tarif
pemasangan iklan di masing-masing media (Macnamara, 2000). Tingkat efektifitas
publisitas dapat diukur dengan berbagai macam cara. Namun demikian, secara umum
pengukuran tingkat efektifitas publisitas mencakup enam langkah. Keenam langkah
ini adalah penentuan item analisis (unit satuan yang akan dianalisis),
kecenderungan pemberitaan, eksistensi media, pembobotan nilai (pematriks-an
antara kecenderungan pemberitaan dan eksistensi media), penghitungan dengan
rumus tingkat efektifitas publisitas dan melakukan konsultasi terhadap hasil
pengukuran yang dicapai.
Item
atau satuan unit yang dianalisis dari suatu bentuk publisitas dapat berupa
berita (news), kolom, tajuk rencana,
artikel opini, surat pembaca, foto, dan advertorial yang dianggap sebagai self endorsement yang perlu
diperhitungkan. Secara umun, kecenderungan isi pemberitaan dapat dikategorikan
dalam empat kelas. Kecenderungan isi (tone)
yang dimaksud adalah positive tone bila
isi publisitas cenderung in-line dengan upaya institusi membangun citra atau
reputasinya, negative tone bila isi
publisitas justru cenderung dapat merusak atau menurunkan reputasi institusi, neutral tone bila isi publisitas
cenderung tidak memberikan nuansa positif atau negatif pada citra atau reputasi
institusi, dan sensitive tone bila isi publisitas cenderung bersifat sangat
negatif terhadap reputasi institusi dan memerlukan tindakan penaganan secara
segera. Eksistensi media di dalam masyarakat dapat dinilai dari banyak ukuran.
Di antara ukuran-ukuran yang bisa dipakai adalah besarnya oplah (kuantitatif)
dan kekuatan pengaruhnya pada pembentukan opini publik (kualitatif).
Penentuan
nilai bobot dilakukan dengan melakukan krostabulasi antara media-tier dan
kecenderunga (tone) pemberitaan. Besarnya nilai bobot dapat bervariasi dan
tergantung pada keperluab institusi tersebut saat berusaha melihat publisitas
atas institusi. Terhadap hasil kalkulasi ini, suatu institusi dapat melakukan
konsultasi untuk kepentingan membangun reputasinya. Pertama, mendapatkan
masukan tentang hal-hal yang menjadi penyebab diperolehnya tingkat efektifitas
publisitas yang demikian. Kedua, mendapatkan rekomendasi atas hal-hal yang
harus diwaspadai dan cara-cara yang harus ditempuh agar publisitas institusi
itu nantinya dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
Kesimpulan
Uraian
diatas mengantar pada pemahaman tentang reputasi institusi sebagai aset
berharga yang harus dijaga. Upaya menjaga reputasi ini dapat dilakukan bila
suatu institusi memahami publisitas media terhadap institusi mereka. Berbagai
metode dapat digunakan suatu institusi untuk melihat publisitas mereka, dan cara
yang disajikan diatas pada dasarnya hanya merupakan salah satu dari sekian
banyak cara dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap publisitas
institusi.
Upaya
untuk meningkatkan ke efektifan sebuah publisitas yang dilakukan oleh pihak PR
memiliki teknik dan pengukuran tertentu yang akhirnya memiliki hasil, yang bias
digunakan sebagai salah satu dasar dari perencanaan dan strategi dari praktisi
PR. Bila disepakati pengukuran tingkat efektifitas publisitas dapat membantu
pihak intansi maupun organisasi mengenai reputasinya. Maka hal-hal yang berkaitan dengan publisitas
harus diperhatikan secara regular dan berkesinambungan, tak harus selalu
diserahkan pada penyedia jasa
konsultasi, penjajakan atas reputasi instansi secara sederhana dan tahap awal
dapat dimulai dengan menjalankan langkah-langkahpengukuran efektifitas.
Tags:
Tugas Kuliah ku
1 komentar
boleh tau referensi yg digunain mas?
ReplyDelete