One Thing
Sumber : Google |
Harapan yang hilang. menari bersama
dengan aliran darah yang menggebu, kau disini aku masih tetap disini. menunggu
harapan yang belum pasti. Hilang. waktu terus berjalan tanpa meninggalkan jejak,
jalan yang kita lalui begitu panjang dan berliku, apa yang kau tunggu.
senja demi senja telah berlalu. Janganlah kau risau lagi. Hadapi hidup ini
dengan senyuman. jangan putus asa disini,
masih banyak harapan di luar sana. Carailah harapan itu. Jangan berdiam diri
disini. Maslah adalah bumbu dari kehidupan. Masalh itu di hadapai, jangan lari
dari masalah. Kemana kau aka berlari maslah akan mengejarmu.
Jangan menangisi yang telah terjadi. Jadkan
itu sebagai kenangan yang berharaga dalam hidup. Karena setiap waktu yang telah
terlewati adalah kenangan yang kau tinggalkan bersama dengan datangnya waktu.
Kau hanyalah kado terindah untukkku. Senyummu
begitu merekah dan emmbuat mereka terpana akan kecantikan tubuhmu. Mungkin aku
terlalu dingin untuk mu. Melihatmu saja adalah anugrah buat ku. Tiada keberanian
dalam diriku untuk mendekatimu. Mungkin tak jantan, mendekatimu saja aku tak bias.
Ah biarkan saja orang berkata ku tak jantan. Mungkin kau belum saatnya untukku,
karena kau bagaikan mobil balapan yang melaju begitu kencang, sedangkan aku
hanya kura-kura yang berjalan begitu pelan dan lamban. Biarkan cinta ini ku
simpan dalam hati. Kerana melihatmu adalah anugrah dalam hidupku.
Terlalu rumit memang, ya cinta ini
memang rumit ku. Dada ini terasa sesak tak dapat berkata. Diam seribu bahasa. Kau
membuat ku lemah dan beku akan cinta ini. Dingin.
Ahh.. cinta itu memang rumit untukku. Tolong
keluarlah dari kepala ini. Dan jadilah pendampingku sebagai gantinya. Ku tidak tahu mengapa ku jatuh cinta,
namun setiap ku melihatmu, dada ini seperti berdesir. Semua seperti menghilang.
Waktu seperti begerak lambat. Ah inikah
cinta yang mereka katakana?
Ku mencoba mencari perhatian mu, namun
aku tak tahu apakah kau mengerti akan perasaan ini. Ku melihat harapan itu ada.
Ku coba memberanikan diri untuk mengatakan perasaan ini pada mu. Setelah sekian
lama bibi ini kaku dan tak bisa berkata apa-apa. Diam seribu bahasa. Dan tanpa
sadar kata itu keluar juga dari bibir ini “Ghaida, maukah kau menjadi pacarku”
Gadis cantik berwajah oval dengan
sedikit lesung puipi menatap heran kearahku. Agak susah membaca ekspresi wajahnya. Dan dia
berfikir panjang. Dan akhir kata-kata yang aku tunggu keluar juga dari
bibirnya. “ jika kau benar-benar menginginkan ku, datanmglah ke orang tua ku. Dan
mintakan pada mereka aku ingin menikahi putrimu” lalu dia berlalu dari hadapan
ku. Gadis yang memakai Jilbab kuning itu
dan itukah yang dia inginkan dariku.??
Aku mulai bingung akan perasaaan ini. Apakah
aku benar-benar menginginkan dia?
Tags:
Goresan Penaku
0 komentar