Tak Ada yang Menghargai

Sumber : Google
Dia terus membaca dan menjelaskan apa yang yertera dibuku yang dia pegang ditangannya. Sesekali dia bertanya, sambiol melirik kosong kesalah satu mahasiswanya. Ya, seorang mhasiswa yang masuk ketika dia sedang menjelaskan mata kuliah yang diajarkannya. "kenapa kamu datang terlambat" suaranya mulai keluar dari mulut manisnya itu. "Maaf, pak, rumah saya jauh di Keutapang" jawab mahasiswa yang masuk terlambat tersebut. Dia sedikit kesal dan sedikit berceramah. Ah, aku sudah bosanmendengar ceramahnya dari dulu itu-itu aja, lama-lama bosan juga mendengar ceramahannya.

Dia terus menjelaskan, mengucapkan kata demi kata, yang kadang sulit kupahami dan kumengerti. Kata-kata yang keluar dari mulut, ku coba menelusuri. Apa sebenarnya maksud dari kata tersebut. Dan entah apa yang terfikirkan, akupun tidak tahu dan membuat aku pusing sedndiri dengan apa yang aku fikirkan.

Ketika ia menjelaskan tidak ada yang memperhatikannya, mungkin hanya segelintir dari mereka yang benar-benar bertujuan mencari ilmu disini. sedangkan yang lain asyik dengan aktifitasnya sendiri tanpa menghiraukan pa yang dicapakan oleh dosen yang berada didepannya. Disana ada sekelompok mahasiswi yang sednga merumpi yang tidak jelas. Dipojok sana ada sekelompok mahasiswa yang sibuk membahas pertandingan bola semalam. Disamping sana ada sekelompok mahasiswa/i sibuk dengan hape, entah membalas es em es, twitteran, facebookan, atau bajkan BBMan.

Namun dia terus menjelaskan dan menajalankan tuganya sebagai seorang Dosen yang harus mengajar mahsiswanya. Meskipun ia tidak disukai oleh mahasiswanya tersebut, namun ia tetap menjalankan tugasnya sebagi seorang dosen.

Ia terus melirik tajam kearah mahasiswanya, memperhatikan satu demi satui wajah-wajah yang didepannya. "Shhhh, tu Dosen sedang memperhatikan kita semua" kata salah seorang mahasiswa yang kala itu sedang melirik kearah dosen tersebut. Tiba-tiba suasana kembali hening dan diam tanpa suara, "Seperti malaikat lewat saja" kata salah seorang mahasiswa lainnya. tak  lama setelah itu, keadaan kembali seperti semula, ketika semua makhliuk yang berada diruang tersebut kembali keaktifitasnya semuala.

Hidup ini penuh dengan kemunafikan, yang tanpa sadar terus menggeluti makhluk yang bernama manusia yang hidup di muka bumi ini. Ketika ku memperhatikan hampir semua makhluk yang berada diruang ini, kuliah hanya untuk nilai saja bukan untuk ilmu. Atau mereka hanya mencarimuka untuk mendapat simpati dari dosen dan tentunya untuk memperoleh nilai bagus.

Dia terus mengeluarkan kata demi kata, yang kadang-kadang sulit kumengerrti dan kupahami. Entah ortak ini sudah penuh dengan hal-hal yang tidak penting, hingga apa yang ucapkannya tidak masuk keotak ini dan tak kumengerti sama sekali. Otak tak punya otak sama sekali sehingga kata-katanya takkumengerti sama sekali.




*Terinspirasi ketika mengikuti salah satu mata kuliah di Fakultas Ilmu soisal dan Ilmu Politik Unsyiah

Banda Aceh, 3 April 2012

Share:

0 komentar